29.9.17

Askep Mengobati Benjolan di Payudara Keras Alami Ampuh

Askep Mengobati Benjolan di Payudara Keras Alami Ampuh #Mempunyai keluhan seperti muncul benjolan terasa keras, benjolan ini tidak diskrit; tidak mudah dibedaka, benjolan tetap di payudara; tidak bergerak, hanya ada satu benjolan (sebelah kiri atau kanan saja) benjolan disertai dengan keluarnya cairan WASPADALAH kanker payudara sedang mengancam anda

Selain di atas berikut ciri ciri kanker payudara lainya


  1. Perubahan Ukuran dan Bentuk Payudara
  2. Terdapat Kerutan di Sekitar Payudara
  3. Keluarnya Cairan Dari Puting Secara Tiba Tiba
  4. Nyeri Tidak Kunjung Hilang Di Bagian Tertentu Payudara
  5. Payudara Nampak Kemerahan dan Bengkak
  6. Puting Masuk Ke Dalam
  7. Gatal, Bersisik Sakit, dan Ruam di Puting Susu
Segera obati benjolan kanker di payudara anda sebelum menjadi semakin parah dan masuk tahap akhir,

Rekomendasi pengobatan alternatif terbaik untuk menyembuhkan penyakit kanker payudar anda adalah menggunakan kapsukl Ziirzax dan Typhogell de Nature Indonesia.

Obat Benjolan Kanker Payudara Tradisional Kapsul Typhogell dan Ziirzax de Nature

Obat Benjolan Kanker Payudara Tradisional Kapsul Typhogell dan Ziirzax de Nature

Harga Ziirzax dan typhogell de Nature :
  • Paket 1 minggu : Rp 315.000 (isi 1 botol Ziirzax dan 1 botol Typhogell)
  • Paket 1 bulan : Rp 1.150.000 (isi 4 botol Ziirzax dan 4 botol Typhogell) hemat Rp 110.000
  • Paket 1 bulan : Rp 1.995.000 (isi 8 botol Ziirzak dan 8 botol Typhogell) hemat Rp 525.000
Detail Produk :
1 botol Ziirzax isi 50 kapsul
1 botol yphogell isi 50 kapsul

Aturan Pakai :
Di minum 3X sehari 1 jam sebelum makan sekali konsumsi 2 kapsul Ziirzax dan 2 kapsul Typhogell

No Reg BPOM:
  • TR173399941
  • TR163395021
Kontak Pemesanan
Tlp/WA: 082-3224-98-543
BBM: A0808Z

Lebih Jelas Cara Pemesanan Silahkan Kunjungi: 
http://bit.ly/beliobatdenatureasli

Pembelian Aman via Marketplace
Kapsul Typhogell dan Ziirzax Herbal de Nature Bukalapak
Bukalapak

Kapsul Typhogell dan Ziirzax Herbal de Nature tokopedia
Tokopedia

Kapsul Typhogell dan Ziirzax Herbal de Nature
Shopee

Sirsak


Keyakinan banyak orang bahwa daun sirsak (Annona muricata L) memiliki khasiat melumpuhkan keganasan kanker, tampaknya bukan sekadar kepercayaan kosong.

Melalui serangkaian proses ekstraksi, kandungan kimiawi bioaktif dalam lembaran daun sirsak terbukti efektif mematikan sel kanker, setidaknya pada kanker serviks dan kanker nasopharynx.

Prof. Dr. Okid Parama Astirin, MS dosen Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, bersama Adi Prayitno (Fakultas Kedokteran) dan Anif Nur Artanti (Fakultas Farmasi), selama setahun terakhir melakukan eksplorasi aktivitas bioaktif pada daun sirsak untuk anti kanker nasopharynx dan serviks.

Hasil penelitian tim gabungan antar-fakultas tersebut masih memerlukan uji klinis untuk memastikan efektivitasnya. Hasil uji laboratorium di Fakultas MIPA menunjukkan, kandungan bioaktif daun sirsak ternyata mampu mematikan sel kanker.

“Kami fokus meneliti lemampuan itu pada dua jenis kanker tersebut, karena penyebab kanker serviks dan nasopharynx yang tumbuh di tenggorokan adalah virus. Jenis kanker ini bisa menyerang siapa saja dan pada semua umur,” jelas Prof. Okid kepada wartawan, saat memaparkan hasil penelitiannya di laboratorium FMIPA UNS, akhir pekan lalu.

Menurut peneliti yang dibantu beberapa mahasiswa FMIPA itu, daun sirsak yang memiliki kandungan bioaktif paling baik, adalah daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Jika daun terlalu tua, katanya, bahan bioaktifnya sudah tidak berfungsi.

Sedangkan daun yang terlalu muda, bahan bioaktifnya kurang maksimal.
“Untuk dijadikan obat, harus diuji klinik dan kami sudah bekerjasama dengan perusahaan farmasi,” katanya.

Prof. Okid menegaskan, dalam penelitian laboratorium, formula yang disebut isolat sirsak itu belum dapat digunakan sebagai obat. Dia menyatakan, isolat sirsak itu harus diuji secara klinis yang melibatkan ahli farmasi.

“Isolat sirsak itu belum menjadi obat, karena masih harus diuji secara klinis. Kami sudah bekerjasama dengan perusahaan farmasi untuk pengujian agar dapat digunakan sebagai obat. Penggunaanya juga harus dilakukan dokter, karena sifat bioaktifnya tidak bisa digunakan sembarangan,” katanya lagi.

Para mahasiswa yang membantu Prof. Okid menjelaskan, pembuatan isolat sirsak tersebut melalui proses relatif panjang. Daun-daun sirsak lebih dahulu dicuci dan dikeringkan, lalu dipanaskan dalam oven dengan suhu maksimal 50 derajat Celcius.

Daun yang telah kering diblender, sehingga menghasilkan serbuk daun sirsak seberat 600 gram. Serbuk tersebut selanjutnya dijadikan pasta melalui proses ekstraksi dengan ethanol 95 persen.

"Setelah melalui beberapa tahap proses lanjutan, akan dihasilkan isolat sirsak untuk disuntikkan pada sel kanker. Berdasarkan beberapa kali pengujian, ternyata hasilnya menunjukkan sel-sel kanker mati," ungkap Prof. Okid.

Dalam penelitiannya, tim ahli gabungan juga mengembangkan penelitian manfaat daun sirsak sebagai obat kanker, namun bukan dalam bentuk isolat sirsak.

Inovasi berupa pemanfaatan daun sirsak yang dia sebut sebagai bioproduk, dengan cara penggunaan mudah dan dapat dilakukan setiap orang itu, berfungsi sebagai agen terapi kanker.


Sarang Semut (Myrmecodia peden)


Selama ini, tanaman sarang semut (Myrmecodia peden) banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pengobatan.

Tanaman epifit yang banyak dijumpai di derah Papua ini diyakini mampu mengatasi berbagai penyakit berat, seperti kanker, diabetes, hipertensi, lever, asam urat, dan jantung.

Kenyataan tersebut cukup beralasan, apalagi setelah dilakukan berbagai penelitian ilmiah yang mampu membuktikan khasiat tanaman ini.

Penelitian juga dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Arius Suwundo, Felicia Widyaputri, Marika Suwondo, dan Prenali Satmika membuktikan sarang semut mampu menghambat dan bahkan membunuh sel kanker.

Selain mampu membuktikan khasiat sarang semut untuk pengobatan kanker, penelitian yang berjudul 'Myrmecodia Peden: Alternatif Kemoterapi Kanker Payudara dengan Efek Samping Minimal' juga berhasil mengantarkan keempat mahasiswa tersebut meraih medali emas pada Pimnas XXIV di Universitas Hasanuddin, Makassar, 19-21 Juli lalu.

Arius Suwondo mengatakan kepada wartawan bahwa mereka tergerak untuk meneliti tanaman sarang burung karena selama ini banyak dikonsumsi masyarakat dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya adalah kanker.

Mereka kemudian mengkaji lebih dalam untuk mengetahui apakah tanaman ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengobati kanker dengan efek samping minimal, tidak seperti pada pengobatan kemoterapi yang menimbulkan sejumlah efek samping.

”Ide penelitian berawal dengan melihat pengobatan kanker dengan cara kemoterapi yang banyak menimbulkan penderita kanker melakukan drop out dan menghentikan terapi karena mengalami beberapa efek samping.

Harapannya dengan pengobatan sarang semut, herbal, hasilnya bisa meminimalisir efek samping penderita kanker,” jelasnya di Fakultas Kedokteran UGM, Selasa (26/7).

Sarang semut diketahui mengandung flavanoid dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker.

Selain itu, ia juga mengandung tokoferol dan alfa-tokoferol, zat dengan aktivitas anti oksidan tinggi yang mampu menghambat radikal bebas.

Disebutkan Arius, dari hasil uji sitotoksik diketahui adanya aktivitas terhadap sel kanker setelah direaksikan dengan ekstrak sarang semut.

Ekstrak sarang semut terbukti mampu menghambat, bahkan membunuh sel kanker melalui mekanisme apoptosis, yaitu mematikan sel kanker dengan cara terprogram tanpa menimbulkan rasa sakit pada penderita.

“Setelah melalui uji sitotoksis, dapat terlihat tanaman ini mampu menghambat dan bahkan mematikan sel kanker dengan mekanisme apoptosis, tidak memecahkan sel yang menimbulkan peradangan yang bisa membahayakan kesehatan pasien,” urainya.

Ditambahkan oleh Felicia Widyaputri, dengan dosis Inhibitory Consentration (IC) 50 sebesar 539,902 mikrogram/milliliter mampu menghambat hingga 50 persen pertumbuhan sel kanker. Saat dosis ekstrak sarang semut ditingkatkan dengan Effective Consentration (EC) 50 sebesar 1599,998 mikrogram/milliliter dapat membunuh sel kanker hingga 50 persen.

“Ketika dosisnya meningkat, maka proses apoptosisnya juga meningkat, dengan EC 50 sebesar 1599,998 mikrogram/milliliter dapat membunuh sel kanker sampai angak 50 persen,” terang mahasiswi angkatan 2008 ini.

Disqus Comments